Rabu, 23 Desember 2009

KOMPENSASI


Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Biasanya cara suatu departemen personalia meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepuasaan kerja yaitu dengan kompensasi.
Pemberian kompensasi harus dicermati dan dipertahankan dengan baik karena jika tidak, hal ini dapat menimbulkan masalah yang cukup besar. Pemberian kompensasi secara benar dapat membuat para karyawan akan lebih terpuaskan dan lebih memotivasi untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. Kompensasi merupakan cerminan ukuran suatu individu. Olehkarena itu bila para karyawan memandang kompensasi mereka tidak memadai, maka prestasi kerja, motivasi dan kepuasaan kerja mereka dapat menurun secara drastis. Program-program kompensasi juga penting bagi perusahaan, karena mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumberdaya manusianya.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian komensasi ada 3 :
1. Faktor internal, tergantung pada keadaan perusahaan
2. Faktor individu, tergantung pada prestasi maupun hasil yang dicapai seseorang
3. Faktor eksternal, tergantung pada keadaan pasar, kebijakan pemerintah dan lain-lain
Kompensasi memang merupakan komponen-komponen biaya yang paling penting. Bila hal itu tidak diadministrasikan secara tepat, perusahaan bisa kehilangan para karyawan yang baik dan secara otomatis perusahaan harus mngeluarkan biaya lebih untuk mencari penggantinya dengan melakukan seleksi, melatih dan mengembangkan penggantinya.
Olehkarena itu pemberian kompensasi yang baik dan tepat dapat menunjang prestasi dan kinerja para karyawannya sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan dengan maksimal.
PENILAIAN KINERJA

Penilaian kinerja tentu saja yang dinilai adalah prestasi kerjanya. Penilaian Prestasi Kerja merupakan suatu proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi dan menilai prestasi kerja karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja. Penilaian kinerja memiliki beberapa kegunaan yaitu; perbaikan prestasi kerja, penyesuaian kompensasi, penempatan-penempatan keputusan, kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan, perencanaan dan pengembangan karir, penympangan-penyimpangan proses staffing, ketidakakuratan informasional, kesalahan-kesalahan desain pekerjaan, kesempatan kerja yang adil, serta tantangan-tantangan eksternal. Biasanya departemen personalia mengembangkan penilaian prestasi kerja bagi para karyawan di semua departemen. Meskipun departemen personalia yang merancang system penilaian, namun mereka jarang melakukan evaluasi dan pada umumnya atasanlah yang langsung melaksanakan penilaian pelaksanaan kerja. Penilaian seharusnya memberikan suatu gambaran yang akurat mengenai prestasi kerja karyawan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan system penilaian yang berlaku di suatu perusahaan. Proses penilaian prestasi kerja mengahasilkan suatu evaluasi atas prestasi kerja karyawan di waktu yang lalu dan prediksi prestasi kerja di waktu yang akan datang. Dan tentunya, ketepatan penilaian terutama bergantung pada berbagai standar, ukuran, dan teknik evaluasi yang dipilih. Tetapi bagaimanapun juga proses penilaian tersebut kurang memiliki nilai apabila para karyawannya kurang menerima umpan balik mengenai prestasi kerja mereka. Sehingga tanpa adanya umpan balik, perilaku karyawan tidak akan dapat diperbaiki. Tetapi jika umpan balik yang dilakukan telah dilaksanakan dengan efektif dan memperhatikan pedoman yang ada, hal ini dapat sangat membantu mengembalikan semangat dan memotivasi para karyawan untuk meningkatkan prestasi kerjanya.
Kiat Agar Tubuh Tidak Mengeluh

Saya butuh istirahat. Jika tubuh anda dapat berbicara, barangkali keluhan itulah yang akan diucapkannya. Apalagi bagi anda pekerja kantor yang selalu sibuk dengan rutinitas pekerjaan setiap harinya. Tidak heran jika terkadang badan terasa lemas dan tidak semangat beraktivitas. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat anda lakukan agar tetap semangat dan tidak mudah lelah di tempat kerja.
Pertama, jadikan malam sebagai waktu yang tepat untuk beristirahat. Setelah bekerja seharian, tentunya anda butuh liburan. Oleh sebab itu, jika tidak ada urusan penting, sebaiknya anda langsung pulang ke rumah setelah pulang dari kantor.
Kedua, tidurlah yang cukup. Jumlah jam tidur yang ideal adalah delapan jam. Nah, bila anda termasuk orang yang sulit tidur atau insomnia lebih baik membatasi minum kopi karena kafeinnya dapat membuat kita sulit tidur.
Selain itu, belajarlah tidak terlalu banyak memikirkan persoalan. Memikirkan masalah sebelum tidur, jelas bukan hal yang baik karena akan membuat kita dihantui mimpi buruk yang menyebabkan tidur tidak nyenyak. Jadi sebelum tidur pikirkan hal-hal yang indah agar tidur kita nyenyak.
Ketiga, minum air putih yang cukup. Salah satu penyebab tubuh lemas yaitu karena kurangnya asupan cairan dalam tubuh. Terkadang karena pekerjaan yang secara terus-menerus membuat kita tidak sempat minum air yang cukup Olehkarena itu sebaiknya kita selalu menyiapkan sebotol air minum di saat kita bekerja dan jangan lupa cuci muka agar kita kembali segar.
Keempat, jangan pernah melupakan waktu sarapan. Karena ketika kita beraktivitas tubuh kita memerlukan energi yang cukup besar. Nah makanan merupakan penghasil energi yang kita butuhkan. Olehkarena itu sebaiknya sebelum beraktivitas sebaiknya sempatkan diri untuk sarapan terlebih dahulu.
Kelima, biasakan gaya hidup sehat. Hindari merokok dan mulai membiasakan diri untuk berolahraga. Sebab, olahraga akan mengurangi tekanan darah, melancarkan sirkulasi darah, menenangkan pikiran dan memudahkan anda untuk tidur nyenyak

Sumber : KOMPAS KLASIKA, edisi Rabu, 10 Juni 2009
Solusi Masalah Pengangguran di Indonesia
Oleh Daulat Sinuraya

SEKITAR 10 juta penganggur terbuka (open unemployed) dan 31 juta setengah penggangur (underemployed) bukanlah persoalan kecil yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini dan ke depan. Sepuluh juta penganggur terbuka berarti sekitar separo dari penduduk Malaysia.
Penganggur itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yang luar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik, sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan. Bisa kita bayangkan berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus disubsidi setiap harinya.
Bekerja berarti memiliki produksi. Seberapa pun produksi yang dihasilkan tetap lebih baik dibandingkan jika tidak memiliki produksi sama sekali. Karena itu, apa pun alasan dan bagaimanapun kondisi Indonesia saat ini masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya.
Sering berbagai pihak menyatakan persoalan pengangguran itu adalah persoalan muara. Berbicara mengenai pengangguran banyak aspek dan teori disiplin ilmu terkait. Yang jelas pengangguran hanya dapat ditanggulangi secara konsepsional, komprehensif, integral baik terhadap persoalan hulu maupun muara.
Sebagai solusi pengangguran, berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh sebagai berikut.
Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan partisipasi semua masyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan pengangguran menjadi komitmen nasional.
Untuk itu diperlukan dua kebijakan, yaitu kebijakan makro dan mikro (khusus). Kebijakan makro (umum) yang berkaitan erat dengan pengangguran, antara lain kebijakan makro ekonomi seperti moneter berupa uang beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkan Bank Indonesia (Bank Sentral), fiskal (Departemen Keuangan) dan lainnya. Dalam keputusan rapat-rapat kebinet, hal-hal itu harus jelas keputusannya dengan fokus pada penanggulangan pengangguran. Jadi setiap lembaga pemerintah yang terkait dengan pengangguran harus ada komitmen dalam keputusannya dan pelaksanaannya.

Kebijakan Mikro
Selalin itu, ada juga kebijakan mikro (khusus). Kebijakan itu dapat dijabarkan dalam beberapa poin. Pertama, pengembangan mindset dan wawasan penganggur, berangkat dari kesadaran bahwa setiap manusia sesungguhnya memilki potensi dalam dirinya namun sering tidak menyadari dan mengembangkan secara optimal. Dengan demikian, diharapkan setiap pribadi sanggup mengaktualisasikan potensi terbaiknya dan dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik, bernilai dan berkualitas bagi dirinya sendiri maupun masyarakat luas.
Kepribadian yang matang, dinamis dan kreatif memiliki tujuan dan visi yang jauh ke depan, berani mengambil tantangan serta mempunyai mindset yang benar. Itu merupakan tuntutan utama dan mendasar di era globalisasi dan informasi yang sangat kompetitif dewasa ini dan di masa-masa mendatang.
Perlu diyakini oleh setiap orang, kesuksesan yang hakiki berawal dari sikap mental kita untuk berani berpikir dan bertindak secara nyata, tulus, jujur matang, sepenuh hati, profesional dan bertanggung jawab. Kebijakan ini dapat diimplementasikan menjadi gerakan nasional melalui kerja sama dengan lembaga pelatihan yang kompeten untuk itu
Kedua, segera melakukan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia maupun keuangan (finansial).
Ketiga, segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Hal itu dapat dilakukan serentak dengan pendirian Badan Jaminan Sosial Nasional dengan embrio mengubah PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) menjadi Badan Jaminan Sosial Nasional yang terdiri dari berbagai devisi menurut sasarannya. Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan tercatat dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci, keberadaaan lembaga itu dapat disusun dengan baik.
Keempat, segera menyederhanakan perizinan karena dewasa ini terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan investasi masyarakat secara perorangan maupun berkelompok. Itu semua perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan investasi untuk menciptakan lapangan kerja baru.
Kelima, mengaitkan secara erat (sinergi) masalah pengangguran dengan masalah di wilayah perkotaan lainnya, seperti sampah, pengendalian banjir, dan lingkungan yang tidak sehat. Sampah, misalnya, terdiri dari bahan organik yang dapat dijadikan kompos dan bahan non-organik yang dapat didaur ulang.
Sampah sebagai bahan baku pupuk organik dapat diolah untuk menciptakan lapangan kerja dan pupuk organik itu dapat didistribusikan ke wilayah-wilayah tandus yang berdekatan untuk meningkatkan produksi lahan. Semuanya mempunyai nilai ekonomis tinggi dan akan menciptakan lapangan kerja.
Keenam, mengembangkan suatu lembaga antarkerja secara profesional. Lembaga itu dapat disebutkan sebagai job center dan dibangun dan dikembangkan secara profesional sehingga dapat membimbing dan menyalurkan para pencari kerja. Pengembangan lembaga itu mencakup, antara lain sumber daya manusianya (brainware), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manajemen dan keuangan. Lembaga itu dapat di bawah lembaga jaminan sosial penganggur atau bekerja sama tergantung kondisinya.
Ketujuh, menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi lebih ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil (skilled). Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
Bagi pemerintah Daerah yang memiliki lahan cukup, gedung, perbankan, keuangan dan aset lainnya yang memadai dapat membangun Badan Usaha Milik Daerah Pengerahan Jasa Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri (BUMD-PJTKI). Tentunya badan itu diperlengkapi dengan lembaga pelatihan (Training Center) yang kompeten untuk jenis-jenis keterampilan tertentu yang sangat banyak peluang di negara lain. Di samping itu, perlu dibuat peraturan tersendiri tentang pengiriman TKI ke luar negeri seperti di Filipina.
Kedelapan, segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan. Karena itu, Sisdiknas perlu reorientasi supaya dapat mencapai tujuan pendidikan secara optimal.
Kesembilan, upayakan untuk mencegah perselisihan hubungan industrial (PHI) dan pemutusan hubungan kerja (PHK). PHI dewasa ini sangat banyak berperan terhadap penutupan perusahaan, penurunan produktivitas, penurunan permintaan produksi industri tertentu dan seterusnya. Akibatnya, bukan hanya tidak mampu menciptakan lapangan kerja baru, justru sebaliknya bermuara pada PHK yang berarti menambah jumlah penganggur.
Pihak-pihak yang terlibat sangat banyak dan kompleks sehingga hal itu perlu dicegah dengan berbagai cara terutama penyempurnaan berbagai kebijakan.
Kesepuluh, segera mengembangkan potensi kelautan kita. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim. Potensi kelautan Indonesia perlu dikelola lebih baik supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif dan remuneratif.
Hal-hal yang paling sedikit yang dapat dikembangkan untuk menciptakan lapangan kerja bagi para penggemar sesuai pendidikannya, keterampilannya, umurnya penganggur terbuka atau setengah penganggur, atau orang yang baru masuk ke pasar kerja, dan sebagainya.
Diharapkan ke depan kebijakan ketenagakerjaan dapat diubah (reorientasi) kembali agar dapat berfungsi secara optimal untuk memerangi pengangguran.